Senin, 26 Oktober 2009

Another Old Story That I Reads.

Mungkin Judulnya Gadis penenun atau selendang sutra.
Hampir semua yang saya baca waktu kecil ,tidak saya ingat judulnya.
Cerita yang kali ini menceritakan tentang seorang gadis yang pandai menenun. Gadis itu tinggal hanya dengan ibunya. Suatu hari datanglah seorang nenek ke kampung mereka. Karena kasihan gadis itu mengajak nenek itu tinggal di rumahnya.
Mereka memberi nenek itu tempat untuk menginap sekaligus makan dan minum.
sebagai balasannya nenek itu mengajari si gadis sebut saja Ayu, (saya lupa semua nama tokoh di cerita yang saya baca ) menenun sutra ,karena selama ini Ayu hanya menenun benang dari kapas. Diajari mulai dari beternak ulat sutra ,memberi makan ulat itu dengan daun murbai ( dari cerita ini saya tahu kalau ulat sutra makan daun murbai), sampai cara memanen kokon atau kepompong ulat sutra, dan memintalnya menjadi benang yang nantinya ditenun menjadi kain.
Ayu belajar menenun dan memberi motif pada tenunannya. Akhirnya jadilah sebuah selendang yang bagus.
Ayu senang sekali dengan selendangnya dan dia memakainya kemana-mana.
Suatu hari dia main ke sebuah bukit, dia memakai selendangnya sebagai kerudung.
Tapi hari itu ternyata anginnya kencang sekali, saat Ayu memutuskan untuk pulang, angin yang sangat kencang bertiup dan menerbangkan selendangnya.
Dia berusaha mengejar selendangnya, tapi tidak bisa, ayu mencari kemana-mana ,tapi selendang itu tidak ditemukan.
Ayu sedih sekali kehilanhan selendangnya. Nenek membujuknya untuk membuat lagi yang baru. Meskipun sudah membuat beberapa senlendang yang baru ,Ayu tetap tidak puas.

Sementara itu di ibukota,permaisuri dan pangeran sedang dalam perjalanan kembali ke istana dari mengunjungi kerajaan lain. Saat mereka di jalan, dalam kereta,angin datang berhembus membawa selendang, yang akhirnya menyangkut di tiang panji kereta.
Pangeran turun dan mengambil selendang itu. Saat permaisuri melihatnya, dia menyukai selendang itu dan kagum pada kehalusan tenunan dan motifnya.

Sesampainya di istana Permaisuri membuat pengumuman ,menanyakan siapa yang membuat selendang itu,dan bagi yang membuatnya akan dinikahkan dengan pangeran.

Banyak gadis yang akhirnya mengaku kalau dia yang telah membuat selendang itu. Tapi mereka harus diuji, untuk membuktikan apakah benar gadis itu yang membuatnya. TApi tidak ada yang terbukti.

Karena Ayu tinggal di kampung, pengumuman itu lama baru sampai ke kampungnya.
Saat akhirnya dia mendengar pengumuman itu dia berpikir , mugkin itu selendangnya. Akhirnya dengan restu ibu dan nenek, dia pergi ke ibukota kerajaan untuk mengambil kembali selendangnya.

Sesampainya di kota, Ayu diijinkan menginap di rumah seorang pejabat yang baik hati.Dia diantar menemui permaisuri, dan waktu melihat selendang itu, ayu senang sekali karena itu memang selendangnya yang hilang.
Pejabat tempat ayu menginap memiliki seorang anak perempuan yang seumur Ayu.Waktu Ayu mengatakan kalau dia yang membuat ,gadis itu juga mengaku kalau dia yang telah membuat selendang itu.

Karena ada dua orang, maka mereka berdua diuji bergantian. Putri pejabat itu melakukan hal yang curang dengan berusaha melukai kaki ayu dengan menyiramkan air panas. tapi tersandung, justru kakinya sendiri yang terkena . Padahal gadis itu juga bisa menenun, tapi belum pernah menenun sutra. Jadi waktu ditanya dari mana benabg sutra di buat, dia menjawab dari bulu ulat sutra, sementara ayu menjawab dari kokon ulat sutra.

Cerita ini diakhiri dengan menikahnya Ayu dengan pangeran, dan gadis putri pejabat itu dijadikan saudara oleh ayu, ayu membawa Ibu dan nenek tinggal bersamanya di istana, dengan pangeran.
Happy ending.

Banyak hal yang meurutku aneh, tapi sudahlah, ini kan cerita anak-anak.

Jumat, 23 Oktober 2009

Music

I love to draw,not good as I want, but I like it.
I learn to draw some expresion. I use to be can do that, but I don't know why for abaut couple months erlier I could't did that, draw expresion. I want my picture have soul, passion, motion,emotion.
No matter I try, I could'n did it.
Until my friend came to my home, and she played some music. At that time I draw, n I get the feel. The emotions of the songs, made me find my feel of drawing.
Thanx for the musicion, komposer, singer, my friends, my familly. luv them all.

Minggu, 18 Oktober 2009

blank

I don't know what was i've thinking.

Sabtu, 17 Oktober 2009

Another Story

Cerita lain yang saya baca, saya lupa judulnya, ceritanya tentang penggembala sapi atau kambing saya juga lupa. Jadi diawali dari seorang anak yang punya sapi atau kambing,yang sedang menggembalakan peliharaannya dengan teman-temannya. Tempat mereka tinggal banyak tanah lapang, dan karena musim hujan jadi rumput dan makanan ternak masih banyak, tapi waktu mulai musim kemarau dan rumput jadi berkurang, muncul para pencuri rumput( astaga,segitunya),karena dia tidak mau rumputnya dicuri dia kubur rumputnya di kandang, dan beberapa tempat lain. Akhirnya pencurinya tertangkap( saya lupa siapa orangnya ) dan peristiwa itu mulai dilupakan. Musim kemarau ternyata lebih panjang dari biasanya. Rumput benar-benar kering, sampai penggembala itu memberi makan ternaknya dengandaun bambu, sampai saat dia membersihkan kandang, dia tidak sengaja menggali tempat rumputnya dulu di kubur( dia lupa rumput yang dikuburnya sendiri? )dan menemukan rumput itu, sebagian ada yang jamura, tapi lebih banyak yang berwarna kuning.
Dia lalu memcoba memberikan rumput itu ke ternaknya. Ternyata ternaknya menyukainya. Hah?

Dia bisa melewati musim itu tanpa kehilangan ternaknya.
Dia lalu memberitahukan pengalamannya ke orang lain. Tentang jenis rumput yang mampu bertahan bila di timbun, tentang cara menimbun, pokoknya dia memebagi apa yang dia tahu tentang bertahan di musim kering, jadi di musim kemarau selanjutnya banyak orang yang mengikuti caranya dan menyelamatkan ternak-ternak mereka.



18102009

BUKU

Saya beruntung sekali,karena bapak saya seorang kepala sekolah, dan ibu saya juga guru, rasanya sejak kecil saya bisa membaca banyak buku. Setiap ada bantuan buku untuk sekolah, pasti saya bisa membaca banyak buku baru, karena saya punya akses untuk pinjam dan membaca sepuasnya.
Kalau jaman dulu buku untuk anak-anak ceritanya benar-benar untuk anak-anak. Ceritanya sekitar petualangan, tapi selalu mengajarkan sesuatu.

Ada buku yang saya baca, judulnya kalau tidak salah Murai Batu, dulu saya tidak minat untuk tahu siapa pengarangnya, jadi sekarang saya tidak ingat.
Buku itu menceritakan tentang kelahiran seekor burung murai batu. Dia mulai belajar terbang, sampai benar benar mahir. Tapi suatu saat burung itu tertangkap manusia, dijual dan di jadikan peliharaan seseorang.Sampai suatu saat bisa kabur setelah latihan terbang yang selalu dilakukuannya karena pemiliknya percaya dia akan kembali ke sangkar. Lalu murai itu bertemu dengan murai betina dan membentuk keluarga.

Di buku itu di ceritakan dari sudut pandang murai batu, jadi diungkapkan juga ketakutan dan kesakitan yang dirasakan burung itu, juga pemikiran untuk bebas dan bahkan pikiran menyukai lawan jenisnya.

Sebenarnya saya tahu bentuk murai batu hanya dari penggambaran pengarang dan ilustrasi di buku itu, kalau murai batu punya ciri bulu ekor yang panjang dan terbelah dua. Dari buku itu juga saya tahu kalau lapisan lilin dari bulu burung bisa berkurang kalau tidak dirawat dengan baik, yang bisa menyebabkan bulunya kusam dan tidak tahan air lagi. Burung juga merontokkan bulunya untuk mendapat bulu baru yang punya lapisan lilin.

Tapi inti dari cerita itu, hewan liar seharusnya tetap dihabitatnya, agar tetap bisa hidup dengan baik, dan bumi juga harus di jaga agar hutan dan habitat binatang-binatang tetap lestari, sehingga kepunahan suatu species tidak terjadi, dan keseimbangan alam tetap ada.



18102009