Sabtu, 17 Oktober 2009

BUKU

Saya beruntung sekali,karena bapak saya seorang kepala sekolah, dan ibu saya juga guru, rasanya sejak kecil saya bisa membaca banyak buku. Setiap ada bantuan buku untuk sekolah, pasti saya bisa membaca banyak buku baru, karena saya punya akses untuk pinjam dan membaca sepuasnya.
Kalau jaman dulu buku untuk anak-anak ceritanya benar-benar untuk anak-anak. Ceritanya sekitar petualangan, tapi selalu mengajarkan sesuatu.

Ada buku yang saya baca, judulnya kalau tidak salah Murai Batu, dulu saya tidak minat untuk tahu siapa pengarangnya, jadi sekarang saya tidak ingat.
Buku itu menceritakan tentang kelahiran seekor burung murai batu. Dia mulai belajar terbang, sampai benar benar mahir. Tapi suatu saat burung itu tertangkap manusia, dijual dan di jadikan peliharaan seseorang.Sampai suatu saat bisa kabur setelah latihan terbang yang selalu dilakukuannya karena pemiliknya percaya dia akan kembali ke sangkar. Lalu murai itu bertemu dengan murai betina dan membentuk keluarga.

Di buku itu di ceritakan dari sudut pandang murai batu, jadi diungkapkan juga ketakutan dan kesakitan yang dirasakan burung itu, juga pemikiran untuk bebas dan bahkan pikiran menyukai lawan jenisnya.

Sebenarnya saya tahu bentuk murai batu hanya dari penggambaran pengarang dan ilustrasi di buku itu, kalau murai batu punya ciri bulu ekor yang panjang dan terbelah dua. Dari buku itu juga saya tahu kalau lapisan lilin dari bulu burung bisa berkurang kalau tidak dirawat dengan baik, yang bisa menyebabkan bulunya kusam dan tidak tahan air lagi. Burung juga merontokkan bulunya untuk mendapat bulu baru yang punya lapisan lilin.

Tapi inti dari cerita itu, hewan liar seharusnya tetap dihabitatnya, agar tetap bisa hidup dengan baik, dan bumi juga harus di jaga agar hutan dan habitat binatang-binatang tetap lestari, sehingga kepunahan suatu species tidak terjadi, dan keseimbangan alam tetap ada.



18102009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar