Sabtu, 10 April 2010

AIR

Selama 31 tahun masa hidupku, aku melihat banyak hal terjadi. Ada yang hilang ada yang muncul.

Waktu kecil saat pergi ke kota Batu, tempat bude, jalan yang kami lalui adalah jalan yang penuh pohon besar dengan satu sisi jalan adalah dinding batu yang basah karena air selalu mengalir di antara celah yang ada di sana. Aku suka sekali air, meskipun sepertinya unsurku adalah tanah. Setiap kali melihat air rasanya ingin menceburkan diri dan main di dalamnya. Sekarang ini jalan ke kota Batu tidak sama lagi. Pohonnya tidak sebanyak dulu, tidk sedingin dulu, tidak ada lagi lumut basah di dinding batu atau suara air mengalir diantaranya. Memang sungainya masih ada, tapi air tanah yang tadinya ada sekarang entah kemana. Aku suka sekali hutan pinus yang ada disana, untunglah masih ada. Aku suka bau hutan pinus, atau amain dibawahnya diatas tumpukan daun pinus kering. Suka sekali mengumpulkan bunga pinus yang pada saat bersamaan jelek dan cantik.

Beberapa hari ini hujan turun deras dan lama. Sedikit menakutkan, tapi setelahnya biasanya muncul kabut yang membuat bumi terlihat misterius dan romantis. Hari ini saat kembali ke Malang kota setelah dari rumah ibu, aku lihat air mengalir di parit kecil diantara batu di Rajek Wesi, jalur pegunungan dan jurang di jalan menuju ke sana. Dulunya jalur itu banyak tumbuh pohon besar dan pohon cemara. Sebenarnya hutan di daerah itu adalah milik Perhutani, tapi beberapa tahun yang lalu masyarakat di sana menjarah dan memotong hamper semua pohon besar yang ada di sana, karena mereka berpikir mereka sama sekali tidak diuntungkan oleh pihak perhutani.

Kenapa manusia bisa begitu egois ? Kadang aku tidak mengerti. Apa yang terpikir oleh mereka sampai bisa merusak rumah mereka sendiri. Bumi adalah planet yang merupakan rumah kita. Kalau rumah ini rusak, kita akan tinggal di mana ?

Sebenarnya setelah penjarahan itu, daerah Karang Kates dan Rajek Wesi ditanami pohon jati, para pegawai negeri juga dikerahkan untuk menanam pohon di sana. Tapi butuh waktu untuk bisa memulihkan kembali kondisi daerah itu seperti semula, dan sekarang rasanya sedikit lebih sulit karena perubahan iklim juga berpengaruh.

Aku merindukan masa matahari pagi terbit dan memancar dari antara daun daun muda saat pagi masih berkabut. Aku merindukan suara air dari mata air yang muncul setiap musim hujan datang.

Hal bagus yang muncul setelah ini semua, rasanya di seluruh penjuru bumi muncul kesadaran untuk menjaga bumi dari kehancuran. Orang-orang mulai bergerak dari skala kecil tapi dibanyak tempat. Banyak orang berpikir untuk tetap bisa tinggal di Bumi ini tahun depan dan tahun tahun berikutnya.

1 komentar:

  1. waktu ku baca ulang, ternyata rasanya terlalu idealis.. hiiiiii

    BalasHapus