Sabtu, 06 Maret 2010

TATA SURYA

Buku bergambar dari sekian buku yang saya baca waktu kecil yang berkesan salah satunya adalah buku tentang tata surya. Seingat saya sebagian besar ilustrasinya dilukis dengan warna-warna gelap, beda dengan buku yang mencerikan tentang hutan.
Waktu itu Pluto masih termasuk planet. Dari buku itu saya mengetahui kalau asteroit atau benda luar angkasa yang kadang-kadang jatuh ke bumi sering disebut sebagai meteor, karena itu cerita romantis tentang “make a wish” saat ada bintang jatuh, tidak pernah berlaku pada saya. Saturnus dengan cincinnya bagi selalu terlihat romantis bahkan sampai sekarang. Seperti mewakili gambaran tentang planet dan luar angkasa yang seharusnya.
Waktu kecil saya berpikir kalau Mars pasti panas sekali karena warnanya merah. Saya tidak memikirkan kalau urutan sebenarnya malah lebih jauh dari Matahari dibandingkan dengan Venus, jadi seharusnya Venus pasti lebih panas, apalagi Merkurius.
Saya juga tidak terlalu memikirkan tentang gravitasi nol, jadi yang saya pikirkan bagaimana bisa benda sebesar dan seberat sebuah planet bisa tetap ada di orbitnya dan tidak jatuh ke bawah. Kalau dipikir-pikir bagian bawah dari alam semesta di bagian mana ya ?
Hebat sekali Tuhan menciptakan alam semesta dengan begitu detail. Waktu itu juga saya berpikir, tapi bagaimana Tuhan bisa tahu kalau ada yang salah dan perlu diperbaiki ? Karena memikirkan itu, ada satu pola yang terbentuk di kepala saya karena mencari penjelasan yang paling mendekati masuk akal bagi saya sendiri. Saya berpikir mungkin saja alam semesta itu seperti kubah kaca yang memakai anti gravitasi yang cukup dipegang dengan satu tangan Tuhan saja. Karenanya Tuhan tetap bisa mengawasi semua yang terjadi di alam semesta tanpa terlewat.
Sampai sekarang bayangan tetang seluruh alam semesta seperti kubah kaca dalam genggaman tangan Tuhan masih tetap ada di kepala saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar